Minggu, 16 Oktober 2022 04:43 WIB

Belajar Praktik Baik Pendidikan Berkelanjutan dari SMU Academy

Pada Senin (5/9), Pengurus Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) melakukan kunjungan kerja ke Singapore Management University (SMU) Academy. SMU Academy berlokasi di 60 Stamford Road, pusat kota Singapore; merupakan bagian terintegrasi dari Singapore Management University. Bedanya, SMU Academy menawarkan non-degree short course dengan topik yang up to date. 

Sejak pukul 8.30, rombongan sudah tiba di pelataran School of Accountancy yang bersisian dengan area foodcourt di sebelah Stamford Green. Disambut oleh Mr. Ignasius Lee, Assistant Director, Programme Development, rombongan YPSIM masuk ke gedung School of Accountancy dan diterima oleh Mr. Cary Chan, Deputy Director, Business Development; Ms. Sherlyn Koh, Associate Director, Office of Overseas Centres. 

Diskusi berlangsung hangat. Mr. Chan membuka dengan memperkenalkan secara singkat perwakilan SMU Academy yang hadir di ruangan tersebut, dilanjutkan oleh perkenalan dari pihak YPSIM oleh Dr, Tracey Harjatanaya. Di antara poin yang ditekankan oleh Tracey adalah keinginan YPSIM untuk belajar mengenai bagaimana pendidikan berkelanjutan (sustainable education) semestinya dijalankan dan/atau diwujudkan dalam kultur universitas. 

Proses benchmarking tersebut penting guna mengoptimalkan kualitas Universitas ST Bhinneka yang baru saja melewati tahap peletakan batu pertama oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, MBA. Apalagi, ST Bhineka memiliki beberapa program studi yang secara langsung berhubungan dengan (isu) lingkungan hidup, seperti S1 Agribisnis dan S1 Manajemen Hutan. 

SMU Academy sendiri berdiri pada tahun 2017 sebagai upaya SMU untuk memperluas dampaknya. Jika SMU menyasar anak muda yang ingin berkuliah dan mendapatkan gelar, SMU Academy menyasar kalangan profesional yang butuh meningkatkan skill dalam bidang tertentu secara spesifik, dalam waktu yang singkat, dengan jam kuliah yang relatif fleksibel. Karena bersifat training dan short course, maka ia tidak menawarkan gelar melainkan sertifikat penanda ketuntasan proses pembelajaran. 

Karena target sasaran utamanya adalah kalangan profesional, maka SMU Academy terbilang sangat progresif dan up to date dalam penyediaan tema/topik training dan course. Menurut Mr. Chan, kunci dari progresivitas tersebut ada pada tantangan pihak SMU Academy kepada para dosen/trainer untuk “merumuskan beberapa tema course baru setiap tahun, untuk kemudian diputuskan mana yang akan ditawarkan kepada khalayak.” 

Di sisi lain, mereka juga melibatkan expert di bidang-bidang tertentu untuk turut memberikan kuliah pada training dan course yang relevan. Kemampuan untuk bersikap progresif dalam pengembangan topik dan kemampuan membina kemitraan yang luas dengan pemerintah dan industri itulah barangkali yang membuat SMU Academy berkembang sangat pesat walau berusia baru lima tahun. 

Relevan dengan kebutuhan benchmarking YPSIM, SMU Academy menawarkan beberapa course dan training bertema sustainability. Baik itu yang berhubungan dengan human management, finance, business, investasi, hukum, digital, accounting, industri F&B, pengembangan UMKM, dan lain sebagainya. Program-program itulah yang dijelaskan oleh Ms. Sherlyn Koh kepada rombongan YPSIM. 

Obrolan diakhiri dengan Ms. Sherlyn Koh bercerita mengenai pengalamannya saat melakukan trip ke Jakarta. Disambut dengan undangan secara informal untuk berkunjung ke Medan, baik itu ke sekolah Sultan Iskandar Muda maupun ke Orangutan Haven dan Ecolodge Bukit Lawang yang dikelola oleh Yayasan Ekosistem Lestari. 

– Irfan L. Sarhindi

Tags :